SLIDE-1-TITLE-HERE

Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com[...]

SLIDE-2-TITLE-HERE

Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com[...]

SLIDE-3-TITLE-HERE

Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com[...]

If you are going [...]

SLIDE-4-TITLE-HERE

Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com[...]

SLIDE-5-TITLE-HERE

Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com[...]

Rabu, 05 Januari 2011

Apa sich Biostatistika itu???

Statistika merupakan bahasa khusus yang digunakan untuk komunikasi. Statistika membantu menyampaikan informasi data secara akurat dan tepat. Statistika mampu membicarakan ciri2 atau karakteristik tentang berbagai hal (benda atau sifat) yang kita amati. Sebelum statistika mampu berfungsi sebagai bahasa komunikasi yang baik, ia harus diberikan masukan terlebih dahulu berupa data mentah hasil obeservasi atau hasil penelitian (1). Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data, serta pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian (2).

Biostatistika merupakan penerapan dari ilmu statistik ke dalam ilmu kesehatan. Biostatistika melibatkan makhluk hidup. Biostatistika digunakan untuk mengukur fakta-fakta mengenai masalah kesehatan misalnya : rerata kesehatan masyarakat, keberhasilan suatu program kesehatan, nilai rata-rata berat badan bayi baru lahir. Biostatistika dapat membantu penelitian ilmiah dalam bidang kesehatan sehingga hasil penelitian tersebut dapat di sajikan dengan benar dan akurat. Hasil – hasil penelitian ilmiah sangat dibutuhkan oleh para pengambil kebijakan di bidang kesehatan. Oleh karena itu biostatistik sangat penting dalam dunia kesehatan.

Fungsi Statistik di Bidang Kesehatan

1. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui permasalahan  kesehatan   
2. Membandingkan status kesehatan di satu tempat dengan tempat yang lain
3. Membandingkan status kesehatan waktu lampau dengan saat sekarang
4. Evaluasi keberhasilan suatu program
5. Monitoring kegagalan dan keberhasilan program kesehatan yang sedang berjalan
6. Keperluan estimasi tentang kebutuhan pelayanan kesehatan.
7. Perencanaan program kesehatan
8. Untuk penelitian dan publikasi masalah – masalah kesehatan (3).

By Deen Ayu Virlianti with No comments

Tips Cara Agar Proses Melahirkan Berjalan Mudah dan Lancar

Seorang ibu pastinya merindukan kehadiran seorang anak, bagi seorang ibu muda atau pengantin muda proses melahirkan tentunya menjadi sebuah peristiwa yang dinanti-nanti. Disini saya akan membagikan tips sederhana bagi calon ibu agar mudah dalam melahirkan bayi.
Bagi seorang ibu, proses melahirkan memang penuh perjuangan. Kalau kemarin lagi maraknya proses melahirkan dalam air, yang kelihatan asing dan menakutkan Tapi dengan langkah tertentu, proses melahirkan bisa lebih lancar.  Anda tentu bercita-cita demikian! Berikut langkah-langkahnya:
1. Siapkan Bayi “Meluncur”. Posisi bayi siap “meluncur“ – kepalanya di bawah – membuat proses bersalin lebih mudah. Sejak kehamilan minggu ke-34, lakukan latihan ini: berlutut di lantai, membungkuk dengan bertumpu pada bola fitness atau kursi, sehingga posisi lutut lebih rendah dari bokong dan membantu bayi “turun”.
2. Naik-turun Tangga. Ketika perut sudah semakin buncit, rasanya malas naik turun tangga. Padahal, asal dilakukan dengan hati-hati, naik turun tangga besar manfaatnya untuk membantu janin turun ke jalan lahirnya.
3. Jaga Kesehatan! Konsumsilah makanan bergizi seimbang, habiskan susu, “lalap” suplemen dari dokter, cukup istirahat, namun jangan malas gerak badan. Jika sehat dan bugar, Anda bisa melalui proses persalinan dalam waktu lebih singkat.
4. Pijat Perineum. Sejak minggu ke-34 kehamilan, rajinlah memijat perineum – daerah di antara vagina dengan anus, agar kawasan tersebut lebih lentur, siap membuka dan meregang, sehingga mengurangi perobekan saat bersalin. Gunakan minyak pijat esensial wheatgerm atau sweet almond. Lakukan pemijatan sebelum mandi pagi dan sore. Sesekali suami juga bisa membantu Anda memijat, lho!
5. Melahirkan di Rumah. Di negara modern, kebiasaan ini kembali in, karena punya kelebihan, yaitu, calon ibu yang kehamilannya tidak bermasalah lebih familiar terhadap suasana rumahnya sehingga lebih tenang saat bersalin. Jika ragu bersalin di rumah, cobalah survey rumah sakit pilihan Anda
6. “Belanda Masih Jauh”. Persalinan, khususnya anak pertama, biasanya berlangsung berjam-jam. Saat mengalami kontraksi awal, jangan keburu panik. Tetap tenang, telepon rumah sakit atau dokter karena mereka akan memandu Anda mengenali tanda-tanda vital persalinan.
7. Tetap Aktif Meski Kontraksi. Serangan kontraksi menjelang persalinan memang semakin menjadi. Tak heran jika banyak ibu “menyerah” dengan cara meringkuk di tempat tidur. Yang baik bagaimana? Tetap aktif dengan berjalan-jalan di sekitar rumah sakit di antara jeda kontraksi dan istirahat saat kontraksi. Jaga posisi tubuh tetap tegak, agar bayi turun dengan lancar dan mempercepat pembukaan.http://suaramerdeka.com/foto_sehat/319fd00b6ff5d8d93804094aa10616d3.jpg
8. Alat Pantau Medis. Salah satu kendala yang menyulitkan ibu tetap aktif menjelang persalinan terkadang adalah prosedur rumah sakit yang memasang alat pemantau di tubuh ibu sepanjang waktu. Misalnya alat pantau janin (Fetal Electronic Monitoring). Gara-gara alat itu, ibu “terikat” di tempat tidur, cuma berbaring dan tidak aktif.
9. Tambah Energi. Proses persalinan menguras energi dan membuang banyak cairan tubuh. Karenanya, selagi menunggu pembukaan yang terkadang berlangsung berjam-jam hingga sehari penuh, pastikan Anda makan dan minum.
10. Minum Teh Raspberi. Omong-omong teh, di negara barat raspberry tea ternyata dipercaya dapat membantu mempersiapkan kondisi rahim menjelang persalinan. Anda dapat mencobanya juga. Mulailah meminum teh raspberi – ada juga dalam bentuk tablet – mulai minggu ke-36 kehamilan sebanyak maksimal 4 cangkir sehari.
11. Yuk, Coba Hipnoterapi! Hipnoterapi dipercaya membuat Anda lebih tenang dan siap menyambut kelahiran sang buah hati. Dalam program hipnoterapi, Anda belajar cara-cara menenangkan diri, teknik pernapasan, juga teknik visualisasi (membayangkan yang indah-indah). Saat ini, beberapa rumah sakit menyediakan fasilitas bersalin dibantu hipnoterapi, dipandu terapis khusus yang berperan sebagai mitra dokter.
12. Posisi Jongkok. Kalau biasanya ibu melahirkan sembari berbaring atau setengah duduk, kini dicoba melahirkan sambil berendam di kolam air, dalam posisi berlutut tegak (tangan bertumpu pada tumpukan bantal, atau pada pegangan yang digantung di langit-langit kamar), berlutut dengan tubuh dibungkukkan dan kepala ditopang bantal (posisi sujud), atau jongkok. Pada ketiga posisi itu, posisi tubuh ibu tegak lurus sehingga bayi turun ke mulut rahim dengan lancar dan cepat. Konon, bersalin seperti itu juga mengurangi rasa sakit. Tertarik? Jangan lupa bicarakan dengan dokter.
13. Bernafas Jangan Buru-buru. Menjelang datangnya kontraksi, hindari bernafas cepat-cepat dan pendek karena akan menjadikan Anda tegang. Tarik nafas panjang, rasakan oksigen yang Anda hirup masuk ke dalam tubuh dan menguatkan otot-otot. Kemudian, manakala Anda mengalami kontraksi, hembuskan nafas pelan dan dalam. Teknik bernafas ini dapat mengurangi nyeri karena otot-otot Anda lebih rileks.
14. Curi Waktu Tidur. Menunggu pembukaan lengkap rasanya berabad-abad, Anda pun didera lelah. Cobalah tidur untuk mengembalikan enegi. Ketika bangun, niscaya Anda lebih segar, siap menghadapi kontraksi lagi.
15. Efektif Mengejan. Ikuti irama tubuh saat mengejan. Jangan menahan sesuatu seperti ; nafas, tubuh (dengan mengangkat bokong), atau menahan dorongan mengejan itu sendiri sehingga tidak maksimal. Berikut ini teknik mengejan efektif. Begitu dokter menginstruksikan Anda untuk mengejan, tarik nafas panjang, mengejanlah dengan kuat sambil mengembuskan nafas (beberapa ibu cenderung menahan nafas sampai wajah membiru, akhirnya kehabisan nafas dan cepat lelah), kemudian istirahat sambil bernafas pendek-pendek lewat mulut. Dengarkan komando dokter. Begitu terdengar instruksi mengejan lagi, ulangi prosesnya. Dengan mengejan efektif, dibutuhkan kurang dari lima kali mengejan untuk melahirkan bayi.

By Deen Ayu Virlianti with No comments

Teknik Estimasi Fertilitas secara Langsung

Estimasi demografi terdiri dari upaya mengukur nilai dasar parameter demografi seperti tingkat kelahiran dan tingkat kematian dalam kondisi data yang kurang sempurna. Parameter dasar ini mengindikasikan cara sebuah penduduk akan berkembang sepanjang waktu baik dari segi jumlah maupun struktur umur.

Pada dasarnya estimasi fertilitas dan juga mortalitas dapat dilakukan memakai dua jenis data yaitu yang langsung berhubungan dengan peristiwa kelahiran (cara langsung, direct method) dan yang secara tidak langsung berkaitan dengan kejadian kelahiran tetapi dengan teknik tertentu dapat dikonversikan menjadi ukuran fertiitas

Estimasi langsung dapat dilakukan jika sistem registrasi vital dapat berjalan dengan baik; tidak saja secara administratif tetapi juga secara stattistik. Jika system registrasi berjalan dengan baik maka angka kelahira --dan juga kematian—dapat “angsung” dihitung dari data yang ada. Kita bisa menghitung berapa jumlah kelahiran selama kurun waktu tertentu dan membaginya dengan jumlah penduduk atau jumlah wanita pada kurun waktu yang sama (pertengahan tahun).

Estimasi langsung sebenarnya juga dapat dihitung dari data sensus atau survei. Estimasi langsung melalui sensus atau survei dapat dilakukan dengan:

1. Menanyakan jumlah kelahiran selama jangka waktu tertentu.

Dalam survei atau sensus diajukan pertanyaan tentang jumlah kelahiran selama jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun sebelum pencacahan berikut tanggal dan bulan kelahirannya. Dengan diketahui jumlah dan tanggal kelahiran pada jangka waktu tertentu maka secara teoritis dapat diestimasi secara langsung angka kelahiran pada periode tersebut.

Dalam Susenas yang diadakan pada tahun enampuluhan ditanyakan kelahiran da kematian yang terjadi selama satu tahun sebelum pencacahan. Namun ternyata hasilnya sangat tidak memuaskan karena adanya kesalahan berupa “memory lapse”; responden lupa tanggal kejadian atau sengaja tidak mau menyebutkan adanya kelahiran karena alasan tertentu. Kemudian untuk pertama kali cara bertanya diubah menjadi “kapan melahirkan anak terakhir” dalam Sensus Penduduk 1980. Cara bertanya kemudian diperbaiki dalam Survei Kependudukan Jawa Timur 1980-1982. Data kelahiran yang dihasilkan cukup baik dan konsisten dengan estimasi metode lain dan faktor-faktor yang mempengaruhi parameter demografis tertentu.

Pertanyaan serupa dicantumkan dalam kuesioner SUPAS 1985. Ternyata hasilnya kurang memuaskan. Dari penelitian yang dilakukan BPS dapat disimpulkan bahwa agar pertanyaan mengenai anak terahir ini dapat menghasilkan data yang baik, perlu diadakan latihan yang sangat intensif terhadap petugas dan pengawasan pelaksanaannya harus ketat. Selain itu konsep/definsi harus jelas dan susunan pertanyaan perlu disederhanakan sehingga mudah dimengerti oleh semua petugas lapangan.

2. Mencatat riwayat kehamilan/kelahiran

Estimasi langsung juga dapat dilakukan jika sensus atau survei mampu memperoleh data tentang riwayat kehamilan/kelahiran responden secara tepat dan benar. Riwayat kehamilan/kelahiran dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan terinci dari semua kehamilan yang dialami oleh responden (wanita) sejak ia menikah hingga saat dilakukan wawancara (survei). Responden diminta untuk mengingat kembali semua kehamilan, kapan terjadinya, apakah berakhir dengan keguguran, lahir hidup atau lahir mati. Jika anak tersebut lahir hidup, apakah jenis kelaminnya, dan apakah anak tersebut masih hidup. Bila anak itu sudah meninggal, berapa umur ketika meninggal. Semua tanggal dicatat demi kelengkapan, sekaligus untuk memriksa konsisrensi jawaban.

Secara teoritis pendekatan ini sangat baik jauh lebih baik dari cara pada butir a tetapi dalam praktek sangat sulit diterapkan. Dalam masyarakat dimana peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari tidak selalu diingat (apalagi dicatat), maka unsur lupa atau bahkan ketidak-mampuan responden untuk mengingat waktu kejadian banyak ditemui di lapangan. Petugas seringkali terpaksa memperkirakan waktu kejadian, dan untuk mempertahankan konsistensi mungkin membuat kesalahan yang sifatnya sistematis. Kesalahan akan makin besar jika usia responden sudah tua sehingga waktu kelahiran anaknya sudah berpuluh tahun berlalu. Anak-anak itu sendiri sudah tidak tinggal bersama mereka sehingga makin sulit untuk diingat. Meskipun tampaknya banyak masalah dalam penggunaan cara ini, namun hasil Survei Fertilitas Indonesia 1976 memperlihatkan bahwa data yang diperoleh cukup dapat dimanfaatkan. Cara yang sama diulang dalam Survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia 1987.

3. Survei Multi Putaran (Multiround Survey)

Estimasi langsung dapat pula dilakukan dengan melakuan multiround survey dimana survei dilakukan beberapa kali (dua kali) untuk selang waktu tertentu. Selama selang waktu tersebut ditanyakan apakah ada perubahan dalam beberpa kejadian seperti kelahiran, kematian atau perpindahan. Kunjungan yang berulang pada rumah tangga sampel membuat kedua belah pihak, responden dan petugas saling mengenal sehingga memperlancar pengumpulan data. Pengukuran tingkat fertilitas dapat dilakukan dengan dua cara:

a. Membandingkan penduduk yang dicatat pada dua kunjungan berurut, dan mencatat perubahan yang terjadi dalam selang antara dua kujungan.

b. Untuk mendapatkan dua peristiwa yang dialami oleh seorang penduduk dalamselang waktu tersebut (lahir kemudian meninggal, datang kemudian pindah dll) perlu diajukan pertanyaan-pertanyaan khusus.

Masalah utama dalam penyelenggaraan survei seperti ini adalah besarnya biaya. Keterangan lengkap mengenai lokasi survei dan rumah tangga sampel harus dipertahankan dan dipenuhi selama jangka waktu survei dan petugas harus tetap, sebab petugas baru perlu dilatih terlebih dahulu. Selain itu responden bisa bosan dikunjungi berkali-kali dan ditanya hal yang sama.

By Deen Ayu Virlianti with No comments

Kelemahan Sensus

Secara tradisional estimasi demografi diadasarkan pada data yang dikumpulkan melalui ensus dan registrasi vital. Sistem registrasi vital biasanya mencatat kejadian-kejadian vital seperti kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian dan sebagainya. Jika sistem registrasi vital dan data sensus sempurna maka parameter demografi dapat dihitung secara langsung dan tidak diperlukan lagi teknik estimasi secara tidak langsung. Sayangnya, di banyak negara sistem registrasi vital tidak berjalan dengan baik dan data sensus yang ada juga kurang sempurna. Sensus umumnya memiliki dua jenis kelemahan yaitu:
- Kesulitan dalam mendata semua anggota populasi yang relevan.
- Kelemahan dalam pelaporan umur.

1. Lemahnya Data Registrasi penduduk

Di negara-negara yang sudah maju, khususnya di Eropah Barat, Jepang dan Amerika Serikat, sumber utama statistik vital adalah registrasi penduduk. Pelaksanaan registrasi penduduk di negara-negara tersebut diatur oleh undang-undang dan dilaksanakan oleh suatu instansi yang khusus melaksanakan registrasi dan ditunjangoleh biaya yang cukup. Pada umumnya kualitas data yang dihasilkan registrasi penduduk sangat baik dan memberikan gambaran kecenderungan untuk waktu yang panjang di masa lampau.

Sebaliknya di negara-negara berkembang seperti Indonesia, sistem registrasi penduduk belum berjalan dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik memperlihatkan bahwa kelahiran yang tercakup dalam registrasi hanya 58 persen, sedangkan kematian hanya 75 persen.

Belum baiknya sistem registrasi penduduk di Indonesia diduga dikarenakan beberapa hal:

a. Kurang kuatnya political will

- Tidak adanya undang-undang yang mengatur registrasi vital, sehingga penduduk tidak merasakan adanya keharusan dan manfaat untuk melaporkan kelahiran dan kematian kepada instansi yang berwenang. Berbagai langkah telah diambil pemerintah untuk memperbaiki sistem registrasi penduduk, diantaranya adalah usaha untuk membuat Undang-Undang Kependudukan yang mengatur registrasi penduduk dalam salah satu babnya.

- Tidak adanya badan khusus yang ditugaskan untuk mengelola sistem registrasi vital. Selama ini sistem registrasi vital hanya ditempatkan pada Departemen Dalam Negeri (Depdagri) yang outputnya lebih bersifat administratif tetapi kurang memenuhi kebutuhan statistik vital.

b. Terbatasnya Dana

Pelaksanaan registrasi vital memerlukan dana yang tidak kecil. Berbagai sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan resgistrasi vital perlu disediakan. Bagi Indonesia yang memiliki wilayah demikian luas dana yang dibutuhkan untuk penyediaan sarana prasana dan berbagai pendukung lainnya sudah tentu amat besar. Sementara pemerintah tampaknya belum menjadikan registrasi vital sebagai suatu prioritas kegiatan pembangunan.

Menurut Keppres No. 52 tahun 1977 biaya pelaksanaan registrasi diserahkan kepada Daerah Tingkat II masing-masing. Daerah-daerah yang sanggup membiayai pelaksanaan registrasi seperti DI Jakarta menunjukkan hasil yang relatif baik. Sebaliknya, di daerah yang kurang mampu kegiatan registrasi penduduk masih terbatas sebagai bagian dari administrasi pemerintah dan belum menghasilkan statistik yangdiperlukan dalam perhitungan parameter demografis.

c. Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia

Hal lain yang menjadi kendala dalam pelaksanaan sistem registrasi vital adalah kurangnya tenaga yang berkualitas. Untuk menyediakan tenaga profesional yang mampu mengelola sistem registrasi vital dalam jumlah besar bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk wilayah-wilayah terpencil (remote area). Tidak meratanya kualitas sumberdaya manusia antar berbagai daerah di Indonesia menjadikan penyediaan tenaga berkualitas untuk pelaksanaan registrasi vital mengalami kendala yang cukup serius.

d. Kendala Budaya
Kendala lain yang dialami adalah berkaitan dengan budaya masyarakat kita yang tidak terbiasa untuk mencatat kegiatan-kegiatan penting yang terjadi. Budaya lisan yang lebih mendominasi perilaku masyarakat kita dibanding budaya tulis bisa jadi turut mempengaruhi mengapa pencatatan kejadian vital kurang mendapat respon positip dari masyarakat. Dari berbagai kendala tersebut tampaknya lemahnya political will dan keterbatasan dana merupakan kendala utama yang diduga amat berpengaruh mengapa sistem registrasi vital kurang berjalan dengan baik di Indonesia.


2. Keterbatasan Data Sensus atau Survei

Berhubung registrasi penduduk belum dapat menghasilkan statistik vital yang baik maka untuk mengisi kekosongan akan data statistik vital telah ditempuh cara lain yaitu dengan mengadakan survei atau sensus. Hasil survei atau sensus berbeda dengan hasil registrasi. Hasil survei atau sensus pada umumnya menggambarkan keadaan pada saat diadakan survei (cross-sectional data), tetapi dengan daftar pertanyaan yang khusus dapat pula diperoleh keadaan beberapa tahun sebelum pencacahan. Sedangkan hasil registrasi pada umumnya menggambarkan kejadian vital yang terjadi dalam kurun waktu tertentu

Teknik penghitungan untuk memperoleh vital rate dari hasil registrasi lebih dikenal dengan nama estimasi langsung (direct estimation), sedangkan estimasi dari hasil survei/sensus dengan menggunakan data yang ada hubungannya dengan vital rate seperti susunan umur dan lain lain, lebih dikenal dengan estimasi tidak langsung (indirect estimation). Sebagaimana dikemukakan dimuka, sebenarnya dari hasil survei atau sensus dapat pula diperoleh vital rate secara langsung yaitu dengan menggunakan kejadian kelahiran dan kematian yang terjadi selama kurun waktu tertentu setahun sebelum pencacahan. Tetapi hasil yang diperoleh pada umumnya sangat rendah. Kesalahan pelaporan umur dan tanggal waktu kejadian (fertilitas) merupakan kesalahan pokok yang seringkali dijumpai dari data sensus atau survei yang diperlukan untuk estimasi langsung.

Kelemahan sensus atau survei untuk memperoleh data yang diperlukan untuk estimasi langsung berkaitan dengan:

a. Kecenderungan adanya memory lapse dalam diri responden

b. Kalitas pencacah yang kurang memuaskan

c. Hal-hal teknis administratif lain yang kurang mendukung seperti rendahnya kompensas pewawancara, teknik pengolahan dan sebagainya. Antara lain karena
- Lemahnya sistem registrasi vital
- Kelemahan sesus atau survei dalam memperoleh data yang dapat langsung digunakan untuk mengestimasi fertilitas maka diperlukan estimasi secara tidak langsung (indirect estimate)

By Deen Ayu Virlianti with No comments

Biostatistika Kesehatan

Biostatistik Kesehatan adalah sekumpulan konsep dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menginterpretasi data tentang bidang kesehatan dan mengambil kesimpulan dalam situasi dimana ada ketidakpastian dan variasi.

Statistik dipakai dalam masalah-masalah kesehatan, baik dalam rencana, aplikasi, evaluasi, maupun monitoring. Statistik menjadi penting karena setiap pencatatan permasalahan kesehatan diperlukan untuk melakukan perbaikan.

Ruang Lingkup Statistika Kesehatan:
- Statistika perikehidupan (kelahiran, kematian, dan perkawinan)
- Mortalitas
- Fertilitas
- Morbiditas
- Pelayanan Kesehatan
- Demografi
- Lingkungan
- Gizi

Guna statistik kesehatan, antara lain:
1. Mengukur derajat kesehatan masyarakat
2. Memonitor kemajuan status kesehatan di suatu daerah
3. Mengevaluasi program kesehatan
4. Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah
5. Memotivasi tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
6. Menentukan prioritas masalah kesehatan

Aplikasi Statistik dalam kesehatan
- Mengukurvital event (kelahiran, kematian, kesakitan, perkawinan, dll)
- Mengukur, membandingkan, meramalkan status kesehatan masyarakat dan masa- lah kesehatan masyarakat
- Alat evaluasi suatu program kesehatan
- Perencanaan kesehatan
- Research masalah kesehatan
- Publikasi ilmiah dan media massa

Ruang Lingkup Statistik Meliputi:
1. Statistik Deskriptif
2. Statistik Inferens/Induktif

Statistik deskriptif adalah kegiatan mulai dari pengumpulan data sampai mendapatkan informasi dengan jalan menyajikan dan analisis data yang telah terkumpul atau
sengaja dikumpulkan. Kegunaan statistik deskriptif adalah untuk menggambarkan karakteristik penduduk diperlukan data seperti: umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan sebagainya.

Statistik inferensial adalah kumpulan cara atau metode yang dapat menggeneralisasi nilai-nilai dari sampel yang sengaja dikumpulkan menjadi nilai populasi. Contohnya antara lain untuk menganalisa hubungan pertambahan berat badan Ibu hamil dengan berat lahir di daerah tertentu, dan lain-lain. Statistik Inferens dapat mengevaluasi informasi yang telah kita kumpulkan menjadi suatu pengetahuan baru. Misalkan kita ingin mengetahui apa saja faktor-faktor risiko yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner.

SKALA PENGUKURAN
Dalam mengumpulkan nilai dari variabel perlu diketahui skala pengukuran dari variabel tersebut. Variabel adalah sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya
bervariasi antara satu objek ke objek lainnya.

Skala Pengukuran ada 4 macam:

1. Nominal

- Nilai dapat dibedakan atau klasifikasi pengamatan dapat dilakukan
- Nilainya sederajat

Contohnya: Jenis Kelamin, Agama

2. Ordinal

- Nilai dapat dibedakan
- Ada tingkatan atau urutan pengamatan dapat dilakukan tapi belum ada jarak.

Contohnya: Pendidikan: SD, SMP, SMU
Status Ekonomi: Baik, Sedang, Kurang

3. Interval

- Nilai dapat dibedakan
- Ada tingkatan
- Ada jarak

Contohnya: Suhu atau temperatur. 20 derajat Celcius & 40 derajat Celcius (Panas 40 derajat Celcius bukan berarti 2x panas 20 derajat Celcius)

4. Ratio

- Nilai dapat dibedakan
- Ada tingkatan
- Ada Jarak
- Sudah ada kelipatan

Contohnya: Berat badan. Berat 60 kg adalah 2 x berat 30 kg

By Deen Ayu Virlianti with No comments